DOR: Mengungkap Tragedi Ketidakadilan dalam Pertunjukan Teater D’CASE

“Saya tidak berharap semua orang paham dengan ceritanya, tapi saya harap penonton bisa menyaring bahwa inilah yang terjadi di masa sekarang, tentang ketidakadilan,”- ucap Zam Bashry, selaku Sutradara DOR.

Yogyakarta-Keadilan. Day of Charity, Art, Sport, and Education (D’CASE) adalah kegiatan di bawah naungan Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM) Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (FH UII) yang memadukan kegiatan amal bakti, seni, olahraga, dan pendidikan. Kegiatan ini berorientasi dan bertemakan “Hope for The Future” dengan tidak melupakan nilai-nilai kulturalistik di dalamnya. Kegiatan yang berlangsung selama delapan hari ini, dimulai dari tanggal (15/12/2023).

Rangkaian acara D’CASE terdiri dari tiga agenda utama, yaitu amal bakti, perlombaan, dan pertunjukan teater. Pada kegiatan amal bakti kali ini, D’CASE merangkul Yayasan Bina Remaja. Substansi gerakan ini adalah pengalokasian dana bantuan kepada anak-anak difabel. Selain amal bakti, di dalam rangkaian acara D’CASE juga terdapat perlombaan di bidang olahraga seperti futsal, badminton, dan basket. Sasaran kegiatan perlombaan ini adalah seluruh mahasiswa aktif FH UII. 

Tidak hanya Yayasan Bina Remaja, D’CASE juga berkolaborasi dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Sanggar Terpidana FH UII dengan mempersembahkan pertunjukan teater bertemakan “Keadilan Itu Bajingan”. Pertunjukan tersebut digelar pada Jum’at 22 Desember 2023 di Taman Budaya Yogyakarta. Pagelaran teater ini diselenggarakan sebagai puncak dari rangkaian acara D’CASE.

D’CASE menggandeng Sanggar Terpidana sebagai kolaborator karena  ingin berproses bersama dengan mengambil tema budaya “Kita sama-sama ingin memajukan dan berproses bersama-sama. Jadi, guna untuk memajukan kegiatan kita, kita juga tetap mengajak UKM, dalam hal ini Sanggar Terpidana. Kita mengambil tema budaya juga karena poin-poin di D’CASE ini futuristik, tidak melupakan hal-hal yang bersifat kulturalistik seperti teater,” ujar Cipta Aditya selaku Koordinator Acara D’CASE. 

DOR

Judul  teater dalam rangkaian kegiatan D’CASE tersebut adalah DOR. Kata tersebut tidak memiliki arti spesifik, melainkan hanya berasal dari suara tembakan pistol. Pertunjukan teater DOR mengadaptasi novel dengan judul yang sama. “Kata ‘Dor’ itu diambil dari suara tembakan dan juga adaptasi dari novel dengan judul yang sama, jadi mengadaptasinya cukup rumit, berat dan juga banyak plot twist yang harus disusun dengan rapi” ucap Zam Bashry selaku sutradara pertunjukan teater ini. 

Zam juga menjelaskan bahwa DOR menceritakan sebuah tragedi pembunuhan yang dilakukan oleh anak seorang gubernur. Hakim yang akan memutus kasus tersebut diterpa kebingungan karena mendapatkan tekanan dari masyarakat sehingga membuatnya menjadi goyah. Hal yang sama juga dialami oleh gubernur tersebut yang pada akhirnya memihak kepada ketidakadilan. 

Pihak yang terlibat dalam pertunjukan teater ini tidak hanya berasal dari universitas maupun fakultas, melainkan juga bekerja sama dengan lingkup wilayah Yogyakarta “Untuk Sanggar Terpidana ini, kita tidak hanya pure bekerja sama dengan UKM Fakultas, namun kita juga bekerja sama dengan satu wilayah Yogyakarta. Jadi, dari aktor dan sutradara itu kami terbantu atas Sanggar Terpidana Yogyakarta,” jelas Bagas Gema selaku Liaison Officer Acara D’CASE.

Zam menerangkan bahwa pertunjukan teater yang berlangsung di Taman Budaya Yogyakarta bertujuan untuk menjunjung tinggi nilai keadilan. “Keadilan itu diibaratkan kapal tua di tengah laut yang terombang-ambing nggak tau arah. Pada umumnya di mana saat ada kemauan atau nafsu yang lebih, maka ia akan berbelok ke sana”. Melalui cerita yang ditampilkan, Zam ingin membuat penonton sadar bahwa ketidakadilan masih terus berlangsung di zaman ini “Saya tidak berharap semua orang paham dengan ceritanya, tapi saya harap penonton bisa menyaring bahwa inilah yang terjadi di masa sekarang, tentang ketidakadilan”.

Liputan bersama: Farid Faqih, Irvan Hariz, Zaskia Sandra, Mayang, Haaziq, Annisa Aura, Khatibul Azizy, dan Fikri Rosyad.

Haaziq Bujang Syarif

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *